Jumat, 29 November 2013

Kurikulum Indonesia Ganti baju

Keberhasilan Kurikulum 2013

Menganalisa kurikulum 2013 yang sedang disosialisasikan sejak bulan Oktober banyak mengundang komentar dari praktisi pendidikan,politik,masyarakat. Seperti yang dikatakan Reni Marlinawati Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PPP bahwa kurikulum 2013 tergesa-gesa digulirkan. Implementasi dilapangan terutama persiapan guru kurang begitu dipersiapkan. Kita bisa lihat bagaimana para guru pengajr kelas VII sebagai pilot project banyak kendala mengimplermentasi kurikulum 2013.
Masalah Pelik Pendidikan di Indonesia adalah tenaga pergajar atau guru. Komentar Rektor UNSU Juniarto Parung dalam Simposium finnisa-Indonesia Lesson pada tanggal 8-9 Oktober 2013 menyatakan bahwa faktor utama keberhasilan kurikulum adalah guru. Menurut beliau untuk mendandani guru seperti benang kusut, dari pencetakan calon guru sampai guru yang sudah diangkat sebagai pegawai pendidikan. Ditambahkan beliau untuk guru yang sudah bertahun-tahun mengajar di lapangan banyak kendala menerima inovasi baik system maupun IT, maka dari itu yang perlu dirancang adalah calon guru  yang masih di bangku kuliah di design menjadi profil guru yangh diinginkan.
Dari faktor kualifiikasi guru, Finlandia memberikan waktu belajar bagi calon guru menempuh pendidikan selama 5th dengan angka kridit 360 sks. dari segi system pemerintahan,finlandia mempunyai tingkat korupsi hanya 2%. sehingga system pendidikan pun berjalan dengan baik. Bagaimana di Indonesia?korupsi sudah membudaya dan menjadi bagian dari kehidupan. Finlandia memerlukan 40th utnuk menjadi negara dengan menyandang system pendidikan terbaik di dunia. Bagaimana Indonesia?Jika kira bermimpi pendidikan maju, berantas dahulu korupsinya.
Persiapan kruikulum 2013 salah satunya adalah buku. Bagaimana tentang nara sumber tersebut?setelah penulis melihat langsung dilapangan, menurut pendapat mereka materi dari buku tersebut terlalu sulit? Pertanyaan ini ada 2 penafsiran, pertama mungkin benar materi terlalu berat kemunbgkinan lain adalah kualifikasi gurunya rendah sehingga tidak bisa mencerna isi buku tersebut, belum lagi skill pedagoginya yang minim. Nyatanya dilapangan seperti itu, guru lebih nyaman mengajar dengan metoda langsung,tidak merepotkan dan gak mau susah. masalah siswa mengerti lain soal..
Perlu pemikiran panjang tentang pendidikan kita, entah sampai kapan. bagi guru dab calon guru yang penting adalah berbuat sebaik mungkin untuk anak didik.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes